Senin, 22 Agustus 2016

Manusia! Mengapa Kau Begitu?

Kita semua tahu kalau setiap manusia punya jalan kehidupan yang berbeda-beda. Itu artinya, kita tidak boleh sembarangan menilai sikap dan perilaku seseorang hanya dari kacamata yang kita gunakan untuk melihat. Karena, jalan saja berbeda, tentu alasan dan sudut pandang juga berbeda.
Si A melakukan apa yang menurutnya baik dan benar, tetapi ternyata si B menilai itu tidak baik dan salah.
Kenapa demikian? Karena kita dididik dalam keluarga yang berbeda latar belakang yang meliputi budaya, prinsip, sudut pandang yang akhirnya mempengaruhi tumbuh kembang pribadi kita.
Tapi, bagaimana kalau hal itu terjadi di dalam satu garis generasi yang sama? Ya, namanya juga beda kepala, beda otak, beda pikiran, beda penilaian.
Tugas kita adalah bukan lagi berkeras hati dan pikiran untuk mempertahankan apa yang benar di mata kita untuk bisa diterima orang lain, tetapi kedua pihak harus seimbang dalam menumbuhkan tenggang rasa dan toleransi agar perbedaan itu menjadi suatu kolaborasi yang indah dan dapat dirasakan sesama.
Bukan lagi mengenai aku suku Jawa dan kamu suku Batak, atau aku keturunan Tionghoa dan kamu suku Sunda, melainkan kepada siapa kita akan mempertanggungjawabkan prinsip hidup yang dianut selama di dunia.

Kesimpulannya, berhentilah men-judge seseorang dengan pandangan sepihak kita. Sebelum mengungkapkan, coba telisik terlebih dahulu, 'kenapa ya orang itu berperilaku seperti itu?' dengan bertanya atau cobalah ambil posisi dengan membayangkan kalau kita berada dalam kondisi seperti orang tersebut. Akan terlihat lebih bijaksana ketika kita mampu menilai segala sesuatu dengan melihatnya lebih dekat. Yang lebih penting adalah Tuhan sebagai Sutradara kehidupan memiliki alasan tersendiri atas segala yang terjadi, yang tidak terselami pikiran manusia.
Semangat!
Tuhan Yesus memberkati