Jumat, 14 April 2017

Relawan Quick Count Kompas Pilkada DKI 2017

Helaw!
Back to my page!
I would like to share my experience to you! Can't wait!
Oke langsung sajah.

Berawal dari broadcast-an whatsapp group dari temen, iseng-iseng ngisi pertanyaan yang ada di broadcast, dan kirim ke contact person yang tertera.
Seinget gue, isi broadcast adalah untuk menjadi interviewer yang terlibat dalam survei pra Pilkada yang akan dilaksanakan tanggal 15 Februari 2017.
Daerahnya pun terdiri dari JakBar, JakUt, JakTim, JakSel.
Kira-kira 2 bulanan gue nunggu panggilan, gak ada yang ngehubungin gue.
Akhirnya gue memberanikan diri untuk tanya ke CP by pesan whatsapp, nanya kelanjutan dari data yang udah gue kirim sebagai 'lamaran' menjadi relawan Litbang Kompas.
Kata CPnya, mereka mengutamakan mahasiswa yang semester 5. You know? Gue masih semester 3!
Yowis, gue tunggu perkembangan aja deh, nggak ngoyo ngejar supaya gue dipilih. Sadar diri men.

Tibalah pada suatu hari, ketika gue lagi menghadiri seminar di kampus.
Ditelpon CP, dan ditanya bisa join untuk survei di JakUt gak hari ini dan besok (Rabu-Kamis).
Gue kaget, secara Rabu? gue ditelpon hari Rabu, langsung disuruh jalan? Gak bisa! Mendadak gitu. Hiks...
Kamis, gue gak bisa juga karena ada kuliah sampe jam 3an.
Belum perjalanan ke TKP yang bisa makan waktu sampe 2 jam dari kampus gue.
Gue bilang gak bisa dehh... Aslinya sih mau. Tapi, ya mau gimana.

Nahhh, akhirnya tibalah liburan panjang setelah UAS di bulan Desember.
Gue lagi nyantai aja di kamar (kalo gak salah), tiba-tiba ada telpon nomor kantor gitu daerah Jakarta.
Gue coba angkat, seperti biasa nunggu tuh orang bilang halo dulu.
Ternyata, Kompas telpon gue. Ditanyalah apa bener gue daftarin diri jadi interviewer waktu itu, gue jawab iya betul.
Sampailah pada pembicaraan bisakah gue ikut briefing di Kompas (Palmerah) tanggal 12 Februari, info lebih lanjut nanti dihubungi Korlap katanya.
Yaudin, gue jawab bisa, berhubung lagi libur juga. Seneng banget!

Tibalah tanggal 12 Februari 2017, gue pergi bareng temen gue naik kereta dari Tangerang-Duri, sampai Duri nyambung kereta ke arah Bogor (peron 2), turun di Tanah Abang, nyambung kereta lagi ke arah Maja (peron 5 atau 6 di stasiun Tanah Abang), turun di PalMerah, keluar stasiun, tinggal jalan kaki ke arah kiri deh kira-kira 1 KM.
Sekitar 200 interviewer terpilih, hadir di briefing kloter pertama (09.00-12.00 WIB), 200 interviewer lagi di kloter kedua (13.00-16.00 WIB).
Gue masuk di kloter pertama sesuai dengan wilayah pilihan tempat gue akan bertugas nanti. Yaitu Jakarta Barat-Rawa Buaya, tepatnya kawasan padat penduduk di samping kali Krukut.
Hari itu, dijelasin jobdesc sebagai interviewer, bermain dengan sinyal handphone yang (kayaknya sih punya gue doang) bermasalah karena gak connect melulu.
Bermain juga dengan email, dan subject email yang kelihatannya ribet tapi kalau udah terbiasa jadi biasa aja.
Dapet makan, dan uang transport terjamin.
Ada foto dummy juga, jadi kita bisa test kamera, test GPS, sehingga waktu hari H bisa lancar bertugas.

Hari Seninnya, interviewer yang sudah dibrief wajib survey ke lapangan.
Survei TPS yang sudah diumumkan pada saat briefing kemarin.
Ketemu dengan panitia PPSU.
Puji Tuhan ramah dan baik semua.
Waktu itu gue belum ketemu ketuanya karena kerja.
Tugasnya minta data jumlah DPT, foto TPS, dan mencatat CP yang bisa dihubungi terkait pilkada hari Rabu nanti.

Hari H tiba!
Gue dianter bokap.
Sampai di TKP jam 7 pagi, gue langsung menuju TPS, dan sudah banyak panitia di sana.
Gue laporan sama ketua PPSU TPS di sana, mengonfirmasi kalau hari Senin lalu sudah tinjau lokasi dan ketemu dengan panitia PPSU.

Wawancara dimulai jam 8 pagi, mulai targetin orang untuk diwawancara sebentar atau kalau bisa isi kuesionernya sendiri.

Responden pertama gue bapak-bapak, penduduk lama di sana, sudah setengah baya.
Responden kedua gue pemilih pemula, perempuan usia sekitar 17 tahunan.
Responden ketiga bapak-bapak lagi, usia yang juga kira-kira setengah baya.
Responden terakhir, keempat yakni seorang ibu-ibu pekerja usia sekitar 47an, sudah lama juga tinggal di sana, berpikiran terbuka, sangat demokratis, dan tidak mudah terprovokasi. Berdasarkan pengakuannya, nasib pendidikannya gak seberuntung orang-orang yang bisa ngerasain bangku SMP, SMA, bahkan kuliah. Gue salut, karena beliau sangat objektif.
(Khusus responden 4, ibu ini dengan sangat mudah menceritakan hasil kerja calon pilihannya, bangga, dan mengerti kalau calonnya terlibat kasus akibat 'terpeleset' lidah yang akhirnya dibesar-besarkan dan dipolitisasi untuk menjegalnya maju pilkada. Intinya, ibu ini merasakan hasil kerja yang nyata, lain dengan gubernur-gubernur sebelumnya. Waktu ibu ini cerita, gue merinding dan hampir mata gue berkaca-kaca, tapi gue berusaha banget nget nget untuk tahan. Gak lucu aja lagi ngobrol ehhhh mewek gitu hahaha. Meskipun, dari penampilannya seperti gak mungkin mendukung calon ini, karena menggunakan pakaian 'ciri khas' itu).
Gue berterima kasih Tuhan dalam hati, karena akhirnya nemu pemilih yang percaya diri dan gak takut diintimidasi dalam memilih calon pemimpin provinsinya 5 tahun mendatang.
Karena, dari keempat responden yang gue temuin ini, keputusan mereka memilih gak luput dari alasan-alasan 'sensitif' hasil doktrinasi provokatif yang lagi beredar kayak sekarang ini. Tau, kan?

I finished my job, gue harus kembali ke Kompas di Palmerah.
Waktu itu gue dijemput pacar gue.
Serahin berkas-berkas kuesioner responden dan printil-printilannya.
Dapet makan siang, fee tambahan yang lumayan, dan pulang deh.

Seruuu!
Dan...putaran kedua gue dipercaya untuk jadi interviewer lagi!
Setelah sebelumnya telpon dari kompas sempet kelewat gak terangkat, dan gue udah hopeless karena gak ditelpon lagi.
Mau nepon balik waktu itu, tapi gak punya pulsa.
4 hari kemudian, ada nomor asing telpon, gue angkat, dan dari Kompas.
Gue terima dong pastinya, hehehe

Oke deh, semoga cerita pengalaman ini cukup membantu teman-teman yang sekiranya tertarik menjadi relawan di Litbang Kompas (Quick Count atau Polling).

Dari pengalaman ini, gue belajar mengerti prioritas orang.
Gak sedikit yang saat diminta kesediaannya untuk diwawancara sebentar, beralasan buru-buru, ada urusan, mau kerja, dan lain-lain.
Padahal lumayan, cuma ngisi kuesioner aja bisa dapet goodie bag KOMPAS.
Bahannya kain tebel pula, gue aja pengen.
Halah!
Hahaha...
Oh iya, dari jam 7 pagi, sampe jam 3 gue di TPS.
Lumayan...lelah...tapi...asyik!
Terima kasih Tuhan!

Sekian.

Narwastu Christ Maharani
Menulis ini dalam keheningan malam, ditemani gemuruh kecil suara kipas angin di kamar. Hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar