Minggu, 03 September 2017

Life isn't Too Short


Terinspirasi dari realitas yang fluktuatif, memaksa manusia untuk berharap semampunya
Padahal, mungkin saja yang terwujud justru melampaui mimpi
Entah bagaimana, harapan selalu memiliki keanggunan tiada tara daripada realitas
Butuh kekuatan iman yang dahsyat untuk melumpuhkan "janji semu" sebuah harapan

Tapi......
Ssstt.....
Coba tengok ke kanan dan kiri dulu, jangan sampai justru ditertawakan mereka yang pernah ditertawakan juga
Setidaknya, kamu harus memasang tameng bahkan terkadang topeng untuk menghalau godaan dalam perjalananmu mencapai 'finish'.


03/09/17
blogspot.co.id/ncm
ilustrasi: google.com

Jumat, 14 April 2017

Relawan Quick Count Kompas Pilkada DKI 2017

Helaw!
Back to my page!
I would like to share my experience to you! Can't wait!
Oke langsung sajah.

Berawal dari broadcast-an whatsapp group dari temen, iseng-iseng ngisi pertanyaan yang ada di broadcast, dan kirim ke contact person yang tertera.
Seinget gue, isi broadcast adalah untuk menjadi interviewer yang terlibat dalam survei pra Pilkada yang akan dilaksanakan tanggal 15 Februari 2017.
Daerahnya pun terdiri dari JakBar, JakUt, JakTim, JakSel.
Kira-kira 2 bulanan gue nunggu panggilan, gak ada yang ngehubungin gue.
Akhirnya gue memberanikan diri untuk tanya ke CP by pesan whatsapp, nanya kelanjutan dari data yang udah gue kirim sebagai 'lamaran' menjadi relawan Litbang Kompas.
Kata CPnya, mereka mengutamakan mahasiswa yang semester 5. You know? Gue masih semester 3!
Yowis, gue tunggu perkembangan aja deh, nggak ngoyo ngejar supaya gue dipilih. Sadar diri men.

Tibalah pada suatu hari, ketika gue lagi menghadiri seminar di kampus.
Ditelpon CP, dan ditanya bisa join untuk survei di JakUt gak hari ini dan besok (Rabu-Kamis).
Gue kaget, secara Rabu? gue ditelpon hari Rabu, langsung disuruh jalan? Gak bisa! Mendadak gitu. Hiks...
Kamis, gue gak bisa juga karena ada kuliah sampe jam 3an.
Belum perjalanan ke TKP yang bisa makan waktu sampe 2 jam dari kampus gue.
Gue bilang gak bisa dehh... Aslinya sih mau. Tapi, ya mau gimana.

Nahhh, akhirnya tibalah liburan panjang setelah UAS di bulan Desember.
Gue lagi nyantai aja di kamar (kalo gak salah), tiba-tiba ada telpon nomor kantor gitu daerah Jakarta.
Gue coba angkat, seperti biasa nunggu tuh orang bilang halo dulu.
Ternyata, Kompas telpon gue. Ditanyalah apa bener gue daftarin diri jadi interviewer waktu itu, gue jawab iya betul.
Sampailah pada pembicaraan bisakah gue ikut briefing di Kompas (Palmerah) tanggal 12 Februari, info lebih lanjut nanti dihubungi Korlap katanya.
Yaudin, gue jawab bisa, berhubung lagi libur juga. Seneng banget!

Tibalah tanggal 12 Februari 2017, gue pergi bareng temen gue naik kereta dari Tangerang-Duri, sampai Duri nyambung kereta ke arah Bogor (peron 2), turun di Tanah Abang, nyambung kereta lagi ke arah Maja (peron 5 atau 6 di stasiun Tanah Abang), turun di PalMerah, keluar stasiun, tinggal jalan kaki ke arah kiri deh kira-kira 1 KM.
Sekitar 200 interviewer terpilih, hadir di briefing kloter pertama (09.00-12.00 WIB), 200 interviewer lagi di kloter kedua (13.00-16.00 WIB).
Gue masuk di kloter pertama sesuai dengan wilayah pilihan tempat gue akan bertugas nanti. Yaitu Jakarta Barat-Rawa Buaya, tepatnya kawasan padat penduduk di samping kali Krukut.
Hari itu, dijelasin jobdesc sebagai interviewer, bermain dengan sinyal handphone yang (kayaknya sih punya gue doang) bermasalah karena gak connect melulu.
Bermain juga dengan email, dan subject email yang kelihatannya ribet tapi kalau udah terbiasa jadi biasa aja.
Dapet makan, dan uang transport terjamin.
Ada foto dummy juga, jadi kita bisa test kamera, test GPS, sehingga waktu hari H bisa lancar bertugas.

Hari Seninnya, interviewer yang sudah dibrief wajib survey ke lapangan.
Survei TPS yang sudah diumumkan pada saat briefing kemarin.
Ketemu dengan panitia PPSU.
Puji Tuhan ramah dan baik semua.
Waktu itu gue belum ketemu ketuanya karena kerja.
Tugasnya minta data jumlah DPT, foto TPS, dan mencatat CP yang bisa dihubungi terkait pilkada hari Rabu nanti.

Hari H tiba!
Gue dianter bokap.
Sampai di TKP jam 7 pagi, gue langsung menuju TPS, dan sudah banyak panitia di sana.
Gue laporan sama ketua PPSU TPS di sana, mengonfirmasi kalau hari Senin lalu sudah tinjau lokasi dan ketemu dengan panitia PPSU.

Wawancara dimulai jam 8 pagi, mulai targetin orang untuk diwawancara sebentar atau kalau bisa isi kuesionernya sendiri.

Responden pertama gue bapak-bapak, penduduk lama di sana, sudah setengah baya.
Responden kedua gue pemilih pemula, perempuan usia sekitar 17 tahunan.
Responden ketiga bapak-bapak lagi, usia yang juga kira-kira setengah baya.
Responden terakhir, keempat yakni seorang ibu-ibu pekerja usia sekitar 47an, sudah lama juga tinggal di sana, berpikiran terbuka, sangat demokratis, dan tidak mudah terprovokasi. Berdasarkan pengakuannya, nasib pendidikannya gak seberuntung orang-orang yang bisa ngerasain bangku SMP, SMA, bahkan kuliah. Gue salut, karena beliau sangat objektif.
(Khusus responden 4, ibu ini dengan sangat mudah menceritakan hasil kerja calon pilihannya, bangga, dan mengerti kalau calonnya terlibat kasus akibat 'terpeleset' lidah yang akhirnya dibesar-besarkan dan dipolitisasi untuk menjegalnya maju pilkada. Intinya, ibu ini merasakan hasil kerja yang nyata, lain dengan gubernur-gubernur sebelumnya. Waktu ibu ini cerita, gue merinding dan hampir mata gue berkaca-kaca, tapi gue berusaha banget nget nget untuk tahan. Gak lucu aja lagi ngobrol ehhhh mewek gitu hahaha. Meskipun, dari penampilannya seperti gak mungkin mendukung calon ini, karena menggunakan pakaian 'ciri khas' itu).
Gue berterima kasih Tuhan dalam hati, karena akhirnya nemu pemilih yang percaya diri dan gak takut diintimidasi dalam memilih calon pemimpin provinsinya 5 tahun mendatang.
Karena, dari keempat responden yang gue temuin ini, keputusan mereka memilih gak luput dari alasan-alasan 'sensitif' hasil doktrinasi provokatif yang lagi beredar kayak sekarang ini. Tau, kan?

I finished my job, gue harus kembali ke Kompas di Palmerah.
Waktu itu gue dijemput pacar gue.
Serahin berkas-berkas kuesioner responden dan printil-printilannya.
Dapet makan siang, fee tambahan yang lumayan, dan pulang deh.

Seruuu!
Dan...putaran kedua gue dipercaya untuk jadi interviewer lagi!
Setelah sebelumnya telpon dari kompas sempet kelewat gak terangkat, dan gue udah hopeless karena gak ditelpon lagi.
Mau nepon balik waktu itu, tapi gak punya pulsa.
4 hari kemudian, ada nomor asing telpon, gue angkat, dan dari Kompas.
Gue terima dong pastinya, hehehe

Oke deh, semoga cerita pengalaman ini cukup membantu teman-teman yang sekiranya tertarik menjadi relawan di Litbang Kompas (Quick Count atau Polling).

Dari pengalaman ini, gue belajar mengerti prioritas orang.
Gak sedikit yang saat diminta kesediaannya untuk diwawancara sebentar, beralasan buru-buru, ada urusan, mau kerja, dan lain-lain.
Padahal lumayan, cuma ngisi kuesioner aja bisa dapet goodie bag KOMPAS.
Bahannya kain tebel pula, gue aja pengen.
Halah!
Hahaha...
Oh iya, dari jam 7 pagi, sampe jam 3 gue di TPS.
Lumayan...lelah...tapi...asyik!
Terima kasih Tuhan!

Sekian.

Narwastu Christ Maharani
Menulis ini dalam keheningan malam, ditemani gemuruh kecil suara kipas angin di kamar. Hehehe

Jumat, 03 Maret 2017

Angin yang 'Tak Berembus

Melewati sejuta mimpi adalah sia-sia akhirnya
Melewati sejuta cita adalah keputusan paling bodoh yang pernah ada
Mimpi dan cita, selalu akan indah akhirnya
Kalau saja waktu itu kamu mau menunggu
Menunggu sampai waktu yang tepat itu tiba
Saat kamu sudah siap akan segalanya
Bukannya malah mendahului rencana yang Maha Kuasa

Tapi, kamu juga harus sadar
Bahwa yang telah berlalu ada lah di dalam rencana-Nya
Hanya saja, kesiapan diri yang terlalu belia membuat kamu tiada bermakna akhirnya

Disonansi yang berhasil menembus batas realitas, tak mampu menampik istimewanya kamu
Cerita-cerita lama yang dulu pernah dibaca, kini menjadi rambu dalam menjejak bumi

Bisakah angin terasa meski 'tak berembus?

Ampunilah diri, agar dapat menerima betapa baiknya hidup
Ampunilah diri, agar dapat mengasihi...mengasihi siapapun yang sudah menyakitimu



Narwastu Christ Maharani
(Ketika Jiwa Terhempas Angin yang 'Tak Berembus)
Ini bukan puisi, maka tak berima yang teratur


Minggu, 22 Januari 2017

Menikmati Hidup

Banyak orang bilang, "kamu orang yang ceria", tanpa satupun tahu apa yang sebenarnya terpendam dalam hati dan pikiran.
Benar, menjadi orang yang dikenal sanguinis di lingkungan, menjadi tantangan tersendiri untuk diri sendiri.
Bagaimana bisa seseorang menyimpan kedukaan hatinya untuk menyenangkan orang lain yang juga sedang berduka?
Kenyataannya, itu yang sering dilakukan beberapa orang yang dikenal 'ceria'.
Sampai tiba waktunya, keceriaan itu sirna di balik tembok kamar yang dingin dan gelap.
Kipas angin menjadi saksi dan berperan untuk menutupi suara tangis yang merebak di ruangan.


22 Januari 2017
di dalam kamar yang ramai pengunjung.

Kamis, 05 Januari 2017

Review Buku 1

Selamat malam!
Kesempatan kali ini gue akan mengulas salah satu koleksi buku yang lumayan menjadi favorit meskipun sebenarnya buku ini lebih ditujukan ke temen-temen remaja perempuan usia pubertas. 
Tahun 2017 ini gue menginjak kepala dua. Gak terasa!!! 
Tapi, gue merasa masih perlu untuk belajar, belajar, dan belajar. Iyalah, belajar adalah kegiatan yang gak ada batasnya.

Buku yang akan gue ulas berjudul "girlology" (a girl's guide to stuff that matters).
Hasil gambar untuk buku girlology melisa holmes 
Penulis: Melisa Holmes M. D dan Trish Hutchison M.D
Penerbit: Transmdia
Harga: waktu gue beli Rp 15.000,- di Gramedia Tangerang City bulan November tahun 2013
Tapi, barusan gue searching dan nemuin harga pasarannya rata-rata Rp 45.000,- sampai Rp 50.000,-
Waktu itu, gue beli udah gak segelan plastik buku baru sih, pas gue tanya mbaknya nanya yang baru katanya gak ada. Yaudah, berhubung gue udah sempet baca-baca dikit dan isinya bagus, so bikin penasaran, gue beli dehhh yang penting isinya bagus wehehe. Soalnya, gue memang punya ketertarikan khusus sama buku-buku yang berbau-bau psikologis macam ini. Foto buku ini gue ambil dari google, berhubung hape gue lagi matek dicharge, jadi gak bisa foto langsung deh. 

Buku ini gue beli pas kelas 2 SMA. 
Isinya berupa ulasan-ulasan mengenai kehidupan masa puber perempuan, seperti jenis-jenis teman yang patut dipertahankan dan dipertimbangkan, model-model pertemanan genk-genk an yang kerapkali kita temui marak terbentuk pada masa puber, dan berlanjut sampai dewasa, sampai model didikan orang tua yang terkadang 'bentrok' dengan pola pikir remaja yang sedang dalam masa penyesuaian/mencari jati diri ke'aku'annya juga cara menghadapinya. 

Pada bab pertama lebih membahas mengenai pembahasan dasar masa remaja, kenapa kita bisa ada pada masa ini, dan sebagainya.

Pada bab selanjutnya, buku ini akan membahas mengenai perubahan-perubahan fisik, perluasan kata-kata verbal yang akan banyak dijumpai dalam pergaulan, baik itu kata-kata yang baik didengar sampai tidak baik didengar dibahas dalam bab ini. Tujuannya, supaya kita mampu membekali diri sehingga saat pergaulan yang jelek itu menghampiri, kita sudah siap untuk nendangnya jauh-jauh.
Masih di bab dua, akan membahas banyak hal tentang 'cowok' dan 'seks', tapi semua ini kembali berguna untuk ilmu dasar khususnya remaja perempuan dalam menjalani masa-masa pubertasnya supaya gak tersesat. 

Bab ketiga akan membahas sedikit lebih spesifik mengenai seks, dan cinta monyet vs cinta sejati. Ya, dengan harapan ulasan tersebut mampu memberi arahan khususnya remaja perempuan supaya lebih berwawasan dalam menjalani masa pubertasnya. 

Bab keempat, buku ini membahas mengenai cara menumbuhkan 'girl power sejati'. Ya, kata lainnya innerbeauty.

Semua materi di buku ini dibahas dengan bahasa yang ringan banget sehingga mudah dicerna. Semuanya pun dikupas tuntas tanpa ada unsur menggurui.
Di dalam buku ini, kita akan menemui pembahasan tentang persahabatan, orang tua, seks, seksualitas, hubungan antar remaja, pengaruh media, nilai-nilai, dan pengambilan keputusan.
Dan sekali lagi, pembahasan-pembahasan ini sangat berguna untuk kita-kita khususnya temen-temen yang baru menginjak usia remaja pubertas, ya dikira-kira sendiri aja ya usia berapa.

Okelah, sepertinya cukup ulasan pada malam ini, kesempatan selanjutnya gue akan bahas mengenai buku-buku lain yang gue punya. Gak banyak sih, tapi semoga bermanfaat.

Selamat malam!
Peace, love, and gaul!


Sumber gambar: https://www.google.co.id/search?q=buku+girlology+melisa+holmes&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiHy-r-k6vRAhXJgI8KHYmjCyIQ_AUICCgB&biw=1024&bih=504#imgrc=YQh-crGe33VwkM%3A