Rasa nestapa tak kunjung usai apabila kita terus memandang dunia hanya dengan mata manusia kita.Perasaan bangga atas pencapaian, seringkali membawa kita pada situasi keterlenaan terhadap hal yang sebenarnya dapat membinasakan kita. Tak mampu mengusaikan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan dengan disiplin, namun malah semena-mena memperbudak alam untuk menjadi seperti yang kita minta. Memang, dunia ini penuh dengan kedurjanaan yang tidak lumayan baik untuk menjadi sahabat bagi kehidupan kita. Apapun yang baik, nyatanya tak selamanya dipandang baik. Seringkali beberapa mata keliru dalam memandang, hati bersalah dalam menilai, sehingga akhirnya tangan tak mampu mencapai hal-hal yang sesungguhnya dapat kita capai.
Perasaan yang rumit, penuh dengan kerikil-kerikil tajam yang menjadi santapan sehari-hari dalam hidup yang kejam ini. Ya, beberapa orang mungkin akan berpikir kapan kisah pilu ini akan berakhir. Berbagai argumentasi saling membaur dan seolah bermaraton ingin mencapai garis finish yang setipa orang pasti ingin menjajalnya. Namun kenyataannya? Omongan hanyalah sekadar omongan.
Sesungguhnya, tak perlu repot-repot untuk mencapai klimaks yang tepat. Hanya dibutuhkan kesadaran serta pengintrospeksian pribadi lepas pribadi. Hanya saja, kelemahan budaya kehidupan kita saat ini adalah hanya mampu berbicara tanpa kuat untuk bertindak. Mulailah berpikir yang berorientasi ke depan, pupuk dedikasi juga etos kerja yang berkualitas untuk menjaga kehidupan kita yang hanya tinggal sebentar lagi ini.
Perasaan yang rumit, penuh dengan kerikil-kerikil tajam yang menjadi santapan sehari-hari dalam hidup yang kejam ini. Ya, beberapa orang mungkin akan berpikir kapan kisah pilu ini akan berakhir. Berbagai argumentasi saling membaur dan seolah bermaraton ingin mencapai garis finish yang setipa orang pasti ingin menjajalnya. Namun kenyataannya? Omongan hanyalah sekadar omongan.
Sesungguhnya, tak perlu repot-repot untuk mencapai klimaks yang tepat. Hanya dibutuhkan kesadaran serta pengintrospeksian pribadi lepas pribadi. Hanya saja, kelemahan budaya kehidupan kita saat ini adalah hanya mampu berbicara tanpa kuat untuk bertindak. Mulailah berpikir yang berorientasi ke depan, pupuk dedikasi juga etos kerja yang berkualitas untuk menjaga kehidupan kita yang hanya tinggal sebentar lagi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar