Selamat malam, semua!
Kali ini gue mau berbagi beberapa hal berkaitan dengn masa peralihan dari jenjang SMA ke jenjang kuliah, posting-an ini tentu sangat berguna buat kalian semua yang mau gak mau harus segera beradaptasi dengan dunia kampus.
Kalau sudah masuk ke dalam dunia kampus, tentu akan sangat berbeda dengan dunia sekolah. Dimulai dari tenaga pengajarnya, tugas-tugasnya, mata kuliahnya, sampai tenaga dan effort yang harus kamu kerahkan untuk meraih gelar sarjana. Tentu, jangan membuat orientasi kuliah hanya sekadar untuk mendapat gelar, tetapi lebih dari itu...karena nantiya kita akan menjadi orang tua, tentu kuliah akan banyak sekali merubah mindset dan perspektif kita terhadap dunia. Maka, semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita enyam saat ini, maka semakin berkualitas pula generasi-generasi bangsa Indonesia di kemudian hari. Ingat! Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Amiiiin.
Tetapi, untuk kalian yang belum bisa rasain bangku kuliah, juga harus tetep semangat! karena kualitas diri seseorang nggak harus dinilai dari pendidikannya, tapi wawasan dan attitude. Wawasan bisa didapet di mana aja, asal kita mau untuk menerima. Karena pengetahuan nggak hanya didapet dalam dunia akademik aja, tetapi di segala aspek kita akan selau berhadapan dengan yang namanya pengetahuan. Nahhh, atitude lah yang akan menjadi tolok ukur orang itu beretika atau nggak. Orang pinter, cerdas, jenius kalau nggak beretika siapa yang mau temenin, sih? Temen mungkin ada, tapi siapa yang mau menghargai?
Oke, berikut akan gue ulas singkat perbedaan SMA dengan kuliah. Check it out!
1. Gedung
Bagi beberapa universitas/institut gedung perfakultas memang dipisah-pisah, seperti UI, IPB, dll. Tapi, nggak jarang juga kok kampus yang fakultasnya gabung. Sepeerti kampus gue, IISIP Jakarta semua fakultas belajar pada satu gedung yang sama. Yang membedakan hanyalah mata kuliah, ruangan, sesi kuliah, dan dosen yang mengajar. Bagi sebagian universitas/institut/setara menerapkan sistem moving class, tetapi ada juga yang stay class jadi modelnya kayak waktu sekolah. Maksudnya adalah temen kelas tetep sama, hanya matkul, ruangan, dan dosennya aja yang berbeda. Nah, di kampus gue menganut sistem moving class. Jadi, setiap matkul temennya beda-beda. Mau nggak mau, harus beradaptasi dengen cepet karena biasanya dosen selalu membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk maju presentasi materi.
Nah, kalau di SMA, semua jurusan IPA, IPS, BAHASA sudah pasti berada pada satu lingkungan yang sama dong. Nggak terpisah-pisah yang harus ditempuh pakai bus atau kendaraan dulu.
2. Pelajaran
Di dunia kampus, kita akan bertemu dengan mata kuliah yang rasanya "kok kayak gini aja mesti dipelajarin, sih", tapi ternyata ketika kita masuk di dalam materi kemudian muncul rasa "alamakkk, ternyata..." (isi sesuai dengan penilaian masing-masing). Kenapa begitu? Karena di kuliahan kita sudah mulai diarahkan kepada perjuangan kehidupan sesungguhnya yang akan kita rasain ketika sudah lulus nanti. Jadi, pelajaran-pelajarannya juga sudah sangat menjurus ke konsentrasi jurusan kuliah kita. Kalau gue konsentrasi humas jurusan komunikasi, maka mata kuliah yang harus gue ambil pun beragam ada pengantar ilmu komunikasi, kegiatan humas, manajemen humas, penulisan humas, hukum dan komunikasi, psikologi komunikasi, metode penelitian sosial, metode penelitian komunikasi, KKL (Kuliah Kerja Lapangan/Langsung, seminar, dan terakhir skripsi. Tentu masih banyak lagi mata kuliah yang harus gue jalani tetapi nggak bisa disebutkan satu-satu karena saking banyaknya. Nahhh, yang paling membedakan adalah di bangky kuliah kita akan bergaul erat dengan yang namanya SKS. Apa itu SKS? Sistem Kebut Semalam? Bukan! tapi Sistem Kredit Semester. Istilahnya nyicil buat jadi sarjana. Kalau udah lunas (dalam arti sudah mencapai syarat sarjana) maka ita akan mendapat gelar di belakang nama. Jadi, dari awal semester kuliah, kita diberikan maximal limit SKS. persemester, SKS akan ditabung dan pada akhirnya dikalkulasi untuk melihat apakah jumlah SKS kita sudah mencapai syarat untuk mengambil skripsi? (Di kampus gue, syarat untuk ambil skripsi minimal 126 sks, nah syarat untuk lulus sarjana adalah minimal 150 sks. Maksimal SKS yang bisa diambil mahasiswa persemester adalah 24 SKS (sesuai dengan jumlah IP Kumulatif persemester)). Rata-rata mahasiswa bisa ambil 21-22 SKS persemesternya.
3. Dosen
Berbeda jauh dengan guru. Kalau dalam hal kumpul tugas yang namanya dunia kuliah nggak ada toleransi atau nyusul-nyusulan kumpul tugas, Kalau nggak ngumpul tepat waktu, ya sudah lewatlah nilai tugas kita. Kecuali sudah ada kesepakatan dengan dosen. Untuk dapetin restu dosen buat kumpul tugas nyusul pun perlu perjuangan yang tidak bisa dikatakan mudah.
4. Jam kuliah
Kamu akan temuin kefleksibelan jam kuliah. Maksudnya adalah ada saat di mana jam kuliah kamu jumping misal dari sesi 1 (08.00-10.30) ke sesi 4 (15.30-18.00). Itu artinya dari jam 10.30-15.30 kamu punya waktu kosong yang bebas kamu gunain buat apa aja. Bisa tidur (numpang di perpus/kost-an temen/kost-an sendiri), bisa buat kerjain tugas, atau jalan-jalan. Tapi jangan lupa balik lagi ke kampus buat kuliah, ya.
5. Jatah Absen
Sebagian besar kampus menerapkan sistem minimal jumlah kehadiran setiap kelas 80% dari total pertemuan kuliah. Misal total 14x pertemuan, artinya kamu hanya boleh maksimal 3x nggak masuk di kelas itu. Itu merupakan kebijakan dari pemerintah. Jatah nggak masuk kelas itu berlaku maksimal 3x perkelas matkul. Berbeda banget dengan sekolah, kan? Kamu sakit seminggu juga nggak masalah asal ada kabar. Kalau kuliah, kamu mau sakit parah pun pihak kampus nggak akan pikirin karena ada banyak mahasiswa yang mereka urusin. So, masalah masuk atau nggak masuk kuliah, itu menajdi tanggung jawab kamu. Maka itu, hati-hati di jalan, jaga kesehatan, dan rajin kuliah.
6. Temen
Di dunia kampus, jangan harap untuk andelin temen, atau kita yang bakal jatuh sendiri. Di kampus adalah tempat di mana kamu belajar semuanya serba mandiri. Meski tugas kelompok, jangan tunggu-tungguan. Tapi harus punya inisiatif untuk memulai. Supaya apa? Supaya kamu bisa menyelamatkan dirimu sendiri dalam hal nilai khususnya, ya. Memang ada teman yang bisa diajak kerja sama, tapi ada juga yang hanya numpang nama untuk mendapat nilai. Jangan sedih/kecewa/apalagi baper. Hal itu sudah biasa, tugasmu adalah selamatkan dirimu. Toh, kalau kamu kerjain tugasnya, kamu akan menguasai isi tugasnya juga. Ini menjadi nilai lebih yang berpengaruh pada wawasanmu, apalagi kalau presentasi. Waah, kamu sudah menyalip sedikit dari temanmu yang hanya maunya numpang nama tadi Semangat! Dosen tau kok mana yang bekerja dan yang tidak.
7. Pergaulan
Di dunia kampus semua serba tanggung jawab kita. Mau nakal, ya urusan diri sendiri. Mau baik, ya urusan diri sendiri. Tentu, semua nggak luput dari segala resiko. Nahhh, maka itu pinter-pinterlah memilih teman. Kalau dari awal salah dalam memilih teman sepergaulan, maka akan sangat berpengaruh pada performa kita di kelas. Kalau temenan dengan yang suka main/ngeband, wahhh bisa-bisa kuliah kita berantakan karena nggak bisa me-manage waktu dengan baik. Apalagi biasanya jadwal sesi kuliah beda-beda.
Demikianlah beberapa point yang baru bisa gue sharing seputar dunia kuliah. Intinya, belajar teguh dengan pendirian, jangan mudah ikutan temen untuk main padahal seharusnya mau kerjain tugas. Inget, kumpul tugas nggak bisa ditunda, tapi jam main bisa ditunda. Gak usah pikirin temen yang bilang "ah lo gak asik, jarang ngumpul", dll. Cuek aja. Emangnya, kalo kuliah kita jadi keteteran mereka bakal tanggung jawab? Nggak akan, yang ada malah kabur dan cuek.
Satu kata "FOKUS!"
Gue berharap postingan ini bisa dikembangin lagi ya menjadi beberapa point kalau ada yang mau kembangin. Silakan menambahkan. Berhubung gue sembari kumpulin mood buat kerjain tugas, maka gue iseng tulis ini. Hehe. Jadi seadanya aja deh nih.
Sekian
Narwastu Christ Maharani
Humas-IISIP Jakarta
Kali ini gue mau berbagi beberapa hal berkaitan dengn masa peralihan dari jenjang SMA ke jenjang kuliah, posting-an ini tentu sangat berguna buat kalian semua yang mau gak mau harus segera beradaptasi dengan dunia kampus.
Kalau sudah masuk ke dalam dunia kampus, tentu akan sangat berbeda dengan dunia sekolah. Dimulai dari tenaga pengajarnya, tugas-tugasnya, mata kuliahnya, sampai tenaga dan effort yang harus kamu kerahkan untuk meraih gelar sarjana. Tentu, jangan membuat orientasi kuliah hanya sekadar untuk mendapat gelar, tetapi lebih dari itu...karena nantiya kita akan menjadi orang tua, tentu kuliah akan banyak sekali merubah mindset dan perspektif kita terhadap dunia. Maka, semakin tinggi jenjang pendidikan yang kita enyam saat ini, maka semakin berkualitas pula generasi-generasi bangsa Indonesia di kemudian hari. Ingat! Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Amiiiin.
Tetapi, untuk kalian yang belum bisa rasain bangku kuliah, juga harus tetep semangat! karena kualitas diri seseorang nggak harus dinilai dari pendidikannya, tapi wawasan dan attitude. Wawasan bisa didapet di mana aja, asal kita mau untuk menerima. Karena pengetahuan nggak hanya didapet dalam dunia akademik aja, tetapi di segala aspek kita akan selau berhadapan dengan yang namanya pengetahuan. Nahhh, atitude lah yang akan menjadi tolok ukur orang itu beretika atau nggak. Orang pinter, cerdas, jenius kalau nggak beretika siapa yang mau temenin, sih? Temen mungkin ada, tapi siapa yang mau menghargai?
Oke, berikut akan gue ulas singkat perbedaan SMA dengan kuliah. Check it out!
1. Gedung
Bagi beberapa universitas/institut gedung perfakultas memang dipisah-pisah, seperti UI, IPB, dll. Tapi, nggak jarang juga kok kampus yang fakultasnya gabung. Sepeerti kampus gue, IISIP Jakarta semua fakultas belajar pada satu gedung yang sama. Yang membedakan hanyalah mata kuliah, ruangan, sesi kuliah, dan dosen yang mengajar. Bagi sebagian universitas/institut/setara menerapkan sistem moving class, tetapi ada juga yang stay class jadi modelnya kayak waktu sekolah. Maksudnya adalah temen kelas tetep sama, hanya matkul, ruangan, dan dosennya aja yang berbeda. Nah, di kampus gue menganut sistem moving class. Jadi, setiap matkul temennya beda-beda. Mau nggak mau, harus beradaptasi dengen cepet karena biasanya dosen selalu membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk maju presentasi materi.
Nah, kalau di SMA, semua jurusan IPA, IPS, BAHASA sudah pasti berada pada satu lingkungan yang sama dong. Nggak terpisah-pisah yang harus ditempuh pakai bus atau kendaraan dulu.
2. Pelajaran
Di dunia kampus, kita akan bertemu dengan mata kuliah yang rasanya "kok kayak gini aja mesti dipelajarin, sih", tapi ternyata ketika kita masuk di dalam materi kemudian muncul rasa "alamakkk, ternyata..." (isi sesuai dengan penilaian masing-masing). Kenapa begitu? Karena di kuliahan kita sudah mulai diarahkan kepada perjuangan kehidupan sesungguhnya yang akan kita rasain ketika sudah lulus nanti. Jadi, pelajaran-pelajarannya juga sudah sangat menjurus ke konsentrasi jurusan kuliah kita. Kalau gue konsentrasi humas jurusan komunikasi, maka mata kuliah yang harus gue ambil pun beragam ada pengantar ilmu komunikasi, kegiatan humas, manajemen humas, penulisan humas, hukum dan komunikasi, psikologi komunikasi, metode penelitian sosial, metode penelitian komunikasi, KKL (Kuliah Kerja Lapangan/Langsung, seminar, dan terakhir skripsi. Tentu masih banyak lagi mata kuliah yang harus gue jalani tetapi nggak bisa disebutkan satu-satu karena saking banyaknya. Nahhh, yang paling membedakan adalah di bangky kuliah kita akan bergaul erat dengan yang namanya SKS. Apa itu SKS? Sistem Kebut Semalam? Bukan! tapi Sistem Kredit Semester. Istilahnya nyicil buat jadi sarjana. Kalau udah lunas (dalam arti sudah mencapai syarat sarjana) maka ita akan mendapat gelar di belakang nama. Jadi, dari awal semester kuliah, kita diberikan maximal limit SKS. persemester, SKS akan ditabung dan pada akhirnya dikalkulasi untuk melihat apakah jumlah SKS kita sudah mencapai syarat untuk mengambil skripsi? (Di kampus gue, syarat untuk ambil skripsi minimal 126 sks, nah syarat untuk lulus sarjana adalah minimal 150 sks. Maksimal SKS yang bisa diambil mahasiswa persemester adalah 24 SKS (sesuai dengan jumlah IP Kumulatif persemester)). Rata-rata mahasiswa bisa ambil 21-22 SKS persemesternya.
3. Dosen
Berbeda jauh dengan guru. Kalau dalam hal kumpul tugas yang namanya dunia kuliah nggak ada toleransi atau nyusul-nyusulan kumpul tugas, Kalau nggak ngumpul tepat waktu, ya sudah lewatlah nilai tugas kita. Kecuali sudah ada kesepakatan dengan dosen. Untuk dapetin restu dosen buat kumpul tugas nyusul pun perlu perjuangan yang tidak bisa dikatakan mudah.
4. Jam kuliah
Kamu akan temuin kefleksibelan jam kuliah. Maksudnya adalah ada saat di mana jam kuliah kamu jumping misal dari sesi 1 (08.00-10.30) ke sesi 4 (15.30-18.00). Itu artinya dari jam 10.30-15.30 kamu punya waktu kosong yang bebas kamu gunain buat apa aja. Bisa tidur (numpang di perpus/kost-an temen/kost-an sendiri), bisa buat kerjain tugas, atau jalan-jalan. Tapi jangan lupa balik lagi ke kampus buat kuliah, ya.
5. Jatah Absen
Sebagian besar kampus menerapkan sistem minimal jumlah kehadiran setiap kelas 80% dari total pertemuan kuliah. Misal total 14x pertemuan, artinya kamu hanya boleh maksimal 3x nggak masuk di kelas itu. Itu merupakan kebijakan dari pemerintah. Jatah nggak masuk kelas itu berlaku maksimal 3x perkelas matkul. Berbeda banget dengan sekolah, kan? Kamu sakit seminggu juga nggak masalah asal ada kabar. Kalau kuliah, kamu mau sakit parah pun pihak kampus nggak akan pikirin karena ada banyak mahasiswa yang mereka urusin. So, masalah masuk atau nggak masuk kuliah, itu menajdi tanggung jawab kamu. Maka itu, hati-hati di jalan, jaga kesehatan, dan rajin kuliah.
6. Temen
Di dunia kampus, jangan harap untuk andelin temen, atau kita yang bakal jatuh sendiri. Di kampus adalah tempat di mana kamu belajar semuanya serba mandiri. Meski tugas kelompok, jangan tunggu-tungguan. Tapi harus punya inisiatif untuk memulai. Supaya apa? Supaya kamu bisa menyelamatkan dirimu sendiri dalam hal nilai khususnya, ya. Memang ada teman yang bisa diajak kerja sama, tapi ada juga yang hanya numpang nama untuk mendapat nilai. Jangan sedih/kecewa/apalagi baper. Hal itu sudah biasa, tugasmu adalah selamatkan dirimu. Toh, kalau kamu kerjain tugasnya, kamu akan menguasai isi tugasnya juga. Ini menjadi nilai lebih yang berpengaruh pada wawasanmu, apalagi kalau presentasi. Waah, kamu sudah menyalip sedikit dari temanmu yang hanya maunya numpang nama tadi Semangat! Dosen tau kok mana yang bekerja dan yang tidak.
7. Pergaulan
Di dunia kampus semua serba tanggung jawab kita. Mau nakal, ya urusan diri sendiri. Mau baik, ya urusan diri sendiri. Tentu, semua nggak luput dari segala resiko. Nahhh, maka itu pinter-pinterlah memilih teman. Kalau dari awal salah dalam memilih teman sepergaulan, maka akan sangat berpengaruh pada performa kita di kelas. Kalau temenan dengan yang suka main/ngeband, wahhh bisa-bisa kuliah kita berantakan karena nggak bisa me-manage waktu dengan baik. Apalagi biasanya jadwal sesi kuliah beda-beda.
Demikianlah beberapa point yang baru bisa gue sharing seputar dunia kuliah. Intinya, belajar teguh dengan pendirian, jangan mudah ikutan temen untuk main padahal seharusnya mau kerjain tugas. Inget, kumpul tugas nggak bisa ditunda, tapi jam main bisa ditunda. Gak usah pikirin temen yang bilang "ah lo gak asik, jarang ngumpul", dll. Cuek aja. Emangnya, kalo kuliah kita jadi keteteran mereka bakal tanggung jawab? Nggak akan, yang ada malah kabur dan cuek.
Satu kata "FOKUS!"
Gue berharap postingan ini bisa dikembangin lagi ya menjadi beberapa point kalau ada yang mau kembangin. Silakan menambahkan. Berhubung gue sembari kumpulin mood buat kerjain tugas, maka gue iseng tulis ini. Hehe. Jadi seadanya aja deh nih.
Sekian
Narwastu Christ Maharani
Humas-IISIP Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar