Selama manusia masih berpijak dan bergantung untuk hidup di dunia, tak luput dari yang namanya "ego".
Kalau dalam mata kuliah Psikologi Komunikasi, terdapat 4 aliran psikologis, salah satunya adalah PSIKOANALISIS, maka kita akan dikenalkan dengan 3 komponen yang terdapat pada aliran itu, yakni ID, Super Ego, dan Ego.
1. Pada dasarnya, setiap manusia punya yang namanya "tabiat hewani" di dalam dirinya masing-masing. Tabiat ini masuk ke dalam kategori ID (baca: id).
Apa itu ID? ID berisi impuls agresif dan libinal yang bekerja menurut prinsip kesenangan. ID ini cenderung bersifat egois, kalau sudah parah biasanya cenderung tidak bermoral karena tidak lgi menghargai hak dan tidak mempertimbangan etika. Mungkin, akal dan budinya tertutup oleh egoisnya.
Contoh kasus dari ID misalnya,
di dalam suatu kelas yang sedang ada KBM (kegiatan belajar mengajar), ada seorang murid yang biasanya duduk di kursi bagian depan. Dia lapar, tanpa pikir panjang dia segera mengeluarkan bekal yang berisi ikan asin, sambal terasi, sayur asal yang dibawakan mamanya dari rumah. Sesegera mungkin dia makan. Lantas gurunya segera menegur murid tsb karena memang belum waktunya istirahat.
Apa yang terjadi? Justru anak ini membantah dengan mengatakan "kan saya laper. ibu mau tanggung jawab kalau saya pingsan?".
Dari contoh di atas, sepertinya kita banyak menemukan kasus-kasus serupa meski bukan dalam cerita yang sama. Melakukan sesuatu guna memuaskan diri sendiri, tanpa memikirkan baik/tidak bagi orang lain, yang penting kita selamat dan untung. Tabiat hewaninya adalah ya egois itu. Coba deh perhatikan kucing yang lagi makan. Apakah dia mikirin sekitarnya ketika lagi makan? Apakah dia akan nawarin makanannya ke kucing lain entah sekadar untuk basa/basi atau serius?
Coba deh refleksikan, apakah kita pernah seperti itu?
2. Super Ego yang merupakan salah satu komponen dorongan untuk berbuat kebaikan (unsur moral) guna merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral.
Kalau contoh kasusnya, kita bisa lihat kisah penyanyi Stevie Wonder.
Dosen saya cerita kalau dulu sewaktu Stevie Wonder masih kecil (SD), di sekolah ia selalu menjadi bahan bully teman-temannya. Stevie Wonder yang terlahir buta hingga saat ini, sempat tidak mau sekolah karena trauma diejek dan direndahkan teman-teman di sekolahnya. Dia sempat gak punya teman karena dia minder. Dia cerita kepada mamanya, dan mamanya bilang "kamu gak boleh mundur. Kamu itu anak mama, anak mama itu hebat. Kamu harus bisa tunjukan ke teman-temanmu kalau kamu tidak seperti yang mereka katakan." Akhirnya Stevie mau untuk pergi ke sekolah lagi. Tiba di sekolah, ia mengalami tekanan lago dari teman-temannya, Dia kembali menangis kepada mamanya, sampai akhirnya mamanya bilang "kamu kan bisa main entah piano/keyboard, kamu bawa aja ke sekolah. Kalau jam istirahat, kamu bisa mainkan alam musik itu.". Stevie kecil mengikuti yang dikatakan mamanya. Setiap hari ia membawa alat musik itu dan selalu memainaknnya sewaktu jam istirahat. Setiap jam istirahat itulah teman-temannya banyak yang mengerumuni dan ikutan menyanyi. Dari situ, Stevie mulai percaya diri karena mulai mendapatkan teman. Sampai sekarang, akhirnya Stevie telah menjadi "orang" berkat motivasi hebat dari mamanya.
Yang dilakukan mamaya adalah masuk ke dalam kategori SUPER EGO.
3. Ego digunakan untuk menjaga keseimbangan antara tuntutan ID dan SUPER EGO. Ego berfungsi sebagai mediatir hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Prinsipnya adalah Ego menyesuaikan dorongan ID dan Super Ego.
Kalau Ego terlalu dikuasai ID, maka yang terjadi adalah PSIKOPAT. Alhasil tidak memperhatikan norma.
Nah, kalau ego terlalu dikuasai SUPER EGO, maka yang terjadi adalah PSIKONEUROSIS. Alhasil tidak dapat menyalurkan sebagian besar dorongan primitifnya.
Contoh kasusnya seperti ini:
Di sebuah TK ada seorang murid yang dididik orang tuanya untuk selalu mencuci tangan setiap kali sebelum/setelah makan, sebelum/setelah memegang benda apapun. Suatu waktu, di sekolahnya sedang mengadakan makan bersama. Tentu murid-murid tersebut berasa dari keluarga dengan cara didik yang berbeda-beda. Pada saat eksekusi, ia melihat temannya yang langsung mengambil buah apel tanpa cuci tangan terlebih dulu. Bagi si anak itu adalah hal biasa. Tapi bagi si anak yang satu itu adalah hal jorok. Ia lantas menjerit dan mengadu kepada gurunya bahwa temannya belum cuci tangan. Memang baik, tetapi hal itu cenderung menuntut orang lain melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan.
Kenapa pada postingan ini gue membahas 3 komponen ini?
Karena baru aja gue mengalami ketiga kasus di atas yang tersusun dalam satu kejadian secara sekaligus.
Banyak orang bilang kalau kita akan mudah tersakiti oleh orang-orang terdekat kita. Nyatanya BENAR. karena apa? Karena kita cenderung lebih sensitif sama orang-orang terdekat. Jadi, waktu orang-orang itu melakukan sesuatu yang gak seperti biasanya, kita kaget. Waktu orang-orang itu gak melakukan seperti apa yang kita lakukan, kita merasa kaget dan buru-buru pengen ngadu tapi gak tau ngadu ke siapa. Nah, ini mungkin masuk ke dalam EGO.
Ketika diri sendiri mencoba untuk memotivasi diri, mengatakan "aku beruntung" secara terus menerus sampai akhirnya kita menjadi semangat lagi dan mengenyampingkan "luka-luka" yang masih basah, mungkin itu salah satu bentuk dari super ego.
Ketika kita buta, gak berpikir panjang tentang apa yang sudah atau hendak kita lakukan, dan menyakiti orang lain tanpa pikirin keadaan mereka, mungkin saat itu ID di dalam diri sedang aktif.
Intinya SEMANGAT UTS, NIK!
Oh iya, gue bukan anak psikolog, jadi kalau ada salah definisi dan salah contoh kasus di tulisan ini, mohon bantu koreksi ya,
Ini berdasarkan materi yang dikasih dosen aja sih.
Mungkin saya yang salah catet ya hehehe
*peace*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar